Bukan rahasia lagi bahwa saya menyukai K-pop. Saya sudah membicarakan
dan menulis blog tentang K-pop selama bertahun-tahun. Saya senang
melihat genre ini telah menguasai dunia terlihat dari fenomena Hallyu
yang terus berkembang.
Bahkan meskipun saya menyukai genre ini,
saya memiliki beberapa keluhan. Berikut adalah tiga keluhan saya, yang
saya yakin penggila K-pop juga akan sependapat dengan saya.
Keluhan No.1 Kenapa harus ada extended play, album mini dan edisi spesial?
Industri musik K-pop sudah lama meraup banyak untung dengan merilis
extended play (EP) atau album mini dan album khusus repackage.
Bandingkan
dengan perilisan Barat di mana album penuh itu wajib, album K-pop
biasanya dirilis dalam bentuk EP dengan hanya sekitar empat sampai lima
lagu. Yang lebih parah “mini album”, yang berisi hanya dua atau tiga
lagu dengan satu lagu adalah hanya versi intrumental. Yang benar saja!
Itu bukan sebuah album, itu sebuah single!
Agar lebih adil untuk
K-pop, saya harus mengakui bahwa rancangan album mereka lebih menarik
daripada album Barat. Namun, album utamanya adalah tentang musik dan
saya ingin musik! Membayar harga yang sama untuk sebuah album penuh dan
sebuah EP sama sekali tidak adil.
Baru-baru ini, bintang K-pop
terkenal, Shinhwa merilis "The Return", album yang menandai kembalinya
mereka ke belantika musik. Dalam konferensi pers, mereka menekankan
bahwa album tersebut merupakan album penuh. Shinhwa tidak pernah merilis
EP sepanjang kariernya. Saya kagum akan komitmen mereka untuk tetap
hanya merilis single atau album penuh.
Dan yang paling buruk
adalah “edisi spesial”. Tidak peduli seberapa kamu mendukung artis K-pop
yang kamu sukai, adalah menyebalkan ketika kamu sudah membeli sebuah
album, sang artis merilis sebuah versi “edisi khusus” dengan dua atau
tiga lagu tambahan, sebuah desain kemasan album yang diperbarui, dan
yang lebih buruk, ada sebuah DVD gratis di dalamnya!
Jika kamu
penggemar sejati, kamu pasti akan ingin membeli “edisi khusus”, bahkan
setelah membayar uang besar pada album “biasa”. Kini kamu menghadapi
sebuah dilema. Maukah kamu membeli sebuah album edisi khusus untuk lagu
tambahan dan desain kemasan, atau sudah puas dengan album versi aslinya?
Banyak
penggemar K-pop yang berpengalaman yang tidak mengacuhkan hal seperti
ini dan menunggu perilisan album edisi khusus. Namun lagi-lagi, jika
kamu ingin membantu artis idola untuk merajai tangga lagu, kamu harus
membeli album edisi pertama mereka.
Keluhan No.2 Kenapa tidak ada terjemahannya?
Kini K-pop sudah mendunia, bukankah kini sudah saatnya untuk membuat
terjemahan bahasa Inggris (atau bahkan Indonesia) yang secara otomatis
disertakan dalam album K-pop, DVD, album foto dan sebagainya?
Saya
memiliki beberapa album K-pop edisi bahasa Taiwan, dan saya selalu
terkejut dan senang karena album tersebut menyertakan kertas lirik dalam
bahasa Mandarin.
Saya sangat ingin penerjemahan menjadi bagian wajib dari semua album dan DVD K-pop!
Penerjemahan
tidak hanya meningkatkan antusiasme para penggemar pada musik atau film
namun terjemahan tersebut juga menghargai para penggemar yang mendukung
artis idola mereka.
Mewakili para penggemar di manapun, dapatkah
produser K-pop melakukan hal ini untuk kami, berapa biayanya untuk
menggaji penerjemah resmi dibandingkan pendapatan yang dihasilkan dari
penjualan album?
Keluhan No.3 Kenapa sangat idol-sentris?
Industri K-pop menjadi sangat “memuja-muja idola” karena idola tersebut
tampil hampir di setiap hal. Para idola tersebut biasanya bintang muda
yang mengawali karier sebagai penyanyi dari girl/boyband.
Sekarang,
para idola tersebut tampil di drama, acara televisi, iklan, dan film,
termasuk iklan produk konsumen seperti kipas angin, kaus kaki, alat
tulis...dan masih banyak lagi. Batas pemisah antara beberapa kategori
penghibur kini sudah tidak jelas dalam dunia K-pop.
Tidak masalah
untuk mempekerjakan idola tersebut dalam berbagai bidang. Maksudku,
siapa yang tidak menghargai idola yang serba bisa? Namun, ketika
kesempatan pekerjaan “terlalu memuja idola,” para penggemar akhirnya
akan melihat yang itu-itu lagi.
“Terlalu memuja-muja idola” juga
membatasi para idola itu sendiri. Banyak idola yang merasa tertekan
untuk terus menjaga citra baik mereka. Oleh karena itu mereka menjadi
begitu dibuat-buat ketika konferensi pers dan saat tampil di depan
publik. Mereka terlalu terikat dengan pemikiran tersebut sehingga sering
kali, mereka terlihat dan terdengar sama dengan yang lainnya!
Melepaskan
citra idola adalah suatu hal yang sering ingin dilakukan oleh para
idola. Mereka juga menunggu waktu di mana mereka dapat menjadi diri
mereka sendiri di depan kamera. Bintang Hallyu, Kim Hyun Joong, secara
terbuka mengatakan bahwa dia ingin melepaskan citra idolanya sebagai
seorang bintang solo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar